Penampungan air bawah tanah adalah salah satu solusi untuk menjamin ketersediaan air dalam jangka panjang. Lebih dari itu juga mendukung keberlanjutan lingkungan.
Lantas, penampungan air bawah tanah itu apa dan bagaimana bisa demikian? Baca kelebihan dan kekurangannya serta perbedaannya dengan tandon air atas tanah.
Apa itu Penampungan Air Bawah Tanah?
Penampungan air bawah tanah atau disebut juga toren air merupakan tempat penyimpanan air yang pemasangannya ditanam di dalam tanah. Umumnya, tandon penampungan air ini memanfaatkan resapan dari air hujan atau air permukaan lainnya.
Cara kerjanya:
- Sumber air (air hujan, air sungai, air danau, atau air dari saluran drainase) mengalir secara alami atau menggunakan pompa menuju area resapan.
- Proses penyaringan melalui filter khusus atau berupa pasir dan bebatuan supaya zat-zat pencemar sampai sampah dan kotoran hilang.
- Selanjutnya, air akan tersimpan di wadah penampungan besar yang sudah tertanam di bawah permukaan tanah.
Maka, penyimpanan air di bawah tanah menjadi metode yang efektif untuk memanfaatkan sumber air yang bertekanan lemah. Jadi, cara membuat penampungan air dalam tanah adalah pilihan tepat untuk Anda yang ingin mendapatkan air bersih dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).
Dengan demikian, Anda memiliki ketersediaan air bersih yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri maupun komersial.
Kelebihan dan Kekurangan Penampungan Air Bawah Tanah
Menggunakan tandon air di bawah tanah memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:
Kelebihan Tandon Air Bawah Tanah
Beberapa kelebihan tandon air bawah tanah:
1. Mengurangi Risiko Banjir
Tandon besar yang tertanam di bawah tanah menggunakan kelebihan air hujan sebagai salah satu sumber air. Cara ini mencegah genangan air yang berlebihan di atas permukaan tanah.[1]
2. Mencegah Land Subsidence
Pemanfaatan air tanah secara efisien melalui tandon air bawah tanah akan membantu mencegah land subsidence atau penurunan permukaan tanah. Jadi metode ini akan mengurangi penggunaan air tanah secara berlebihan yang menjadi sumber masalah dari penurunan tanah.
3. Lebih Tahan Lama
Karena tangki bawah tanah memiliki perlindungan alami terhadap suhu ekstrim dan cuaca buruk, sehingga mampu menyimpan air dalam jangka panjang. Lebih dari itu juga tidak mudah terkena dampak kecelakaan atau vandalisme karena lokasi penempatannya di dalam tanah.
Berbeda dengan tangki di atas permukaan tanah yang mudah berkarat akibat panas dan air hujan. Ini salah satu alasan harga tandon air bawah tanah lebih mahal dari tandon air atas tanah.
4. Hemat Ruang
Tandon air bawah tanah atau ground tank adalah solusi penyimpanan air yang tidak terlihat dan tempatnya yang berada di bawah tanah efektif untuk lahan terbatas.
Karena secara estetika, tangki besar di atas permukaan tanah cukup mengganggu dan membutuhkan tambahan lahan, terlebih untuk jenis tandon horizontal.
Meskipun demikian, penggunaan tandon air bawah tanah juga memiliki kelemahan.
Kekurangan Tandon Air Bawah Tanah
Dalam penerapannya, penggunaan tandon air bawah tanah memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1. Biaya Lebih Mahal
Butuh investasi awal yang cukup besar untuk menggunakan sistem penampungan air di bawah tanah. Mulai dari material, ukuran tandon air bawah tanah yang digunakan sampai proses konstruksi.
Maka dari itu, dapatkan rekomendasi merk tandon air terbaik kami supaya mendapatkan harga yang kompetitif.
2. Tidak Sesuai untuk Jenis Tanah Tertentu
Memasang penampungan bawah tanah juga harus memperhatikan lokasi, jenis tanah, dan struktur geologinya. Contohnya pada tanah dengan kandungan tanah liat yang tinggi tidak dapat mengalirkan banyak air sehingga tidak cocok untuk tangki air bawah tanah.
3. Perawatan yang Tidak Mudah
Termasuk pemeliharaan rutin di bagian sistem peresapan, karena jika sistem peresapan tidak bekerja dengan baik, maka zat-zat pencemar yang dibawa air tidak akan terserap sehingga masuk ke dalam tandon air dan merusak kualitas air.
Perbedaan Penampungan Air Bawah Tanah dan Atas Tanah
Dari berbagai segi, penyimpanan air bawah tanah dan atas tanah itu berbeda.
Berikut beberapa poin perbedaanya:
Perbedaan | Penampungan Air Bawah Tanah | Penampungan Air Atas Tanah |
Lokasi Penempatan | Tertanam di bawah permukaan tanah | Berada di atas permukaan tanah |
Cara Kerja dan Infrastruktur | Membutuhkan pompa untuk mengalirkan air | Memanfaatkan gaya gravitasi untuk mengalirkan air |
Risiko Tumbuh Lumut | Kecil karena cahaya matahari tidak bisa menembus dinding tandon air | Cukup besar karena cahaya matahari bisa menembus dinding tandon air sehingga mendorong pertumbuhan dan perkembangbiakan lumut |
Dampak Terhadap Lingkungan | Di daerah pesisir dapat mencegah intrusi air laut serta mencegah penurunan permukaan tanah | Dapat mengubah ekosistem karena membutuhkan lahan sendiri |
Risiko Penguapan | Cukup minim sehingga efisien untuk penyimpanan jangka panjang | Rentan menguap dalam cuaca panas sehingga air akan berkurang |
Kualitas Air | Melalui proses penyaringan yang meningkatkan kualitas air | Rentan terhadap pencemaran |
Aksesibilitas | Butuh pompa untuk menggunakan air | Bisa memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air |
Jadi, ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan ketika membuat penampungan air bawah tanah, seperti:
- Mengurangi risiko kekeringan terutama di musim kemarau atau daerah yang rentan kekeringan
- Menghindari penguapan yang berlebihan sehingga persediaan air tetap melimpah
- Mendukung program keberlanjutan air tanah untuk generasi mendatang dan konservasi air
- Menyediakan cadangan air yang bermanfaat ketika pasokan air permukaan menurun
Maka, untuk memiliki ketersediaan air jangka panjang, dapatkan tandon air atau penampungan air bawah tanah dari Toko Bangunan CV Didi Jaya. Dapatkan juga tips dan informasi lengkap terkait tandon air anti lumut dan sekali seumur hidup di sini.